BANDARLAMPUNG – Buntut dari belum dibayarkannya bonus bagi para atlet dan pelatih yang telah menorehkan prestasi pada Pekan Olahraga Nasional (PON) Papua beberapa waktu lalu, membuat geram anggota Komisi V DPRD Lampung Budhi Condrowati, Minggu (27/02/2022).
Saat dimintai keterangan perihal tersebut, Srikandi PDI-Perjuangan Lampung tersebut prihatin dengan keadaan para pelatih dan atlet yang sudah berjuang untuk mengharumkan Lampung di kancah kompetisi nasional. Namun bonus yang dijanjikan untuk menjadi hak mereka tak kunjung ditunaikan.
“saya meminta dan mendorong Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Lampung segera menunaikan hak para atlet dan pelatih ini. Kalau ada persoalan administrasi, segera diurus, agar bonus yang telah dijanjikan tersebut dapat segera mereka dapatkan,” pungkasnya.
Sebelumnya diberitakan, perwakilan pelatih dan atlet Lampung peraih medali pada PON XX 2021 Papua menyambangi kantor KONI Provinsi Lampung, Jumat (25/2/2022) siang. Sejumlah orang yang datang untuk mempertanyakan bonus yang menjadi hak mereka sampai saat ini belum diterima.
Perwakilan pelatih dan atlet tersebut, berasal dari beberapa Cabang Olahraga (Cabor), diantaranya Angkat Besi, Angkat Berat, Bisbol dan Sofbol, Karate, Muaythai dan Senam.
Intinya mereka menyampaikan keluhan yang sama, yaitu mempertanyakan kejelasan kapan bonus mereka dicairkan. Kedatangan mereka bertujuan menemui Ketua Umum KONI Lampung, M Yusuf Barusman, namun karena yang bersangkutan tidak berada di tempat, maka mereka diterima Ketua Harian, Hanibal dan Sekum KONI Lampung Subeno, didampingi Bidang Organisasi Alfi Darwin dan Wakabid Humas Edi Purwanto.
Mewakili para pelatih, Muklas, menanyakan bahwa pelatih dan atlet yang selama ini menunggu pencairan bonus yang sudah diserahkan secara simbolis di Mahan Agung oleh Gubernur Lampung, ternyata hingga empat bulan tidak pernah ada kabarnya.
“Mohon disampaikan kepada Ketua Umum KONI Lampung, bahwa kami menunggu hak kami. Selaku pelatih dan atlet kami sudah melaksanakan tugas kami mulai dari Pra PON, hingga PON di Papua dengan sekuat tenaga bahkan dengan berdarah-darah. Tentu kami berhak dong atas bonus sebagai hak kami, maka dari itu kami ke sini menanyakan hak kami ini. Mohon maaf sebelumnya,” kata Muklas. (*)