BANDARLAMPUNG – Beberapa pengurus di jajaran Pimpinan Cabang NU Kota Bandarlampung diantaranya Wakil Sekretaris Tanfidziyah Jupri merasa heran dengan sikap Ketua Pimpinan Cabang NU Kota Bandarlampung saat ini.
Pasalnya selama ini NU kota Bandarlampung hampir vakum tidak ada kegiatan yang kongkret yang terbuka yang bisa dilihat dan dirasakan oleh pengurus khususnya dan umat pada umumnya.
“Lebih mencengangkan lagi, kami selaku jajaran pengurus Tanfidziyah tidak pernah diajak rapat untuk hal-hal penting yang menyangkut program kerja organisasi, tetapi tiba-tiba sudah ada panitia konferensi yang terbentuk secara diam-diam dan terkesan sembunyi-sembunyi dan tertutup,” kata dia, Selasa (17/5).
Betapa tidak menurut Jupri rapatpun sudah mengagendakan pembahasan draf materi KONFERCAB namun SK panitia tidak ditantangani Sekretaris PC dan bahkan sekretaris PC dan beberapa wakil sekretaris di jajaran PC tidak pernah diundang rapat pembentukan panita serta tidak dimasukan dalam kepanitian, padahal kami masih sah, sebagai pengurus, ada apa? Tanya Jupri yang juga sebagai pengajar di Fakultas Tarbiyah UIN RIL itu.
“Tempat rapatnya pun sembunyi- sembunyi yang info awalnya diagendakan di Kantor PCNU Kota Bandarlampung lalu dipindah di kediaman pribadinya bendahara di Kemiling,” kata dia
NU adalah organisasi besar yang didirikan oleh para muasis para ulama terkemuka yaitu KH. Hasyim Asy’ari, bahkan sebelum NKRI ini merdeka, tentu organisasi ini didirikan dengan tujuan mulia, untuk agama dan bangsa di republik kita tercinta ini,” Ujar Jupri.
ktivis yang pernah menggemparkan tanah air karena mampu menggulingkan ketua KPU RI Arief Budiman beberapa tahun yang lalu itu.
Namun sangat disayangkan lanjut Jupri tata kelola NU Bandarlampung selama pada masa kepemimpinan Bapak Ichwan Adji Wibowo terkesan stagnan hanya nampak ada kegiatan kecil-kecilan pada saat menjelang PILKADA saja, setelah itu sepi tidak ada kegiatan yang menyemtuh keumatan, padahal NU bukan didirikan untuk tujuan politik praktis tapi berkhimat pada umat dan Bangsa.
Padahal NU Kota Bandarlampung ini sudah selayaknya menunjuk eksistensi yang riil dan menjadi barometer bagi Cabang-cabang yang lain di Lampung.
Konferensi cabang ( KONFERCAB) adalah program tertinggi di tingkat cabang yang nantinya akan menentukan kepemimpin NU Bandarlampung untuk 5 tahun kedepan, oleh karena itu Ketua PCNU Bandarlampung harus fair terbuka tidak hanya kamuflase saja dalam memimpin organisasi, apalagi ini adalah organisasi keagaman dan para ulama.Ujar Wakil Sekretaris Cabang NU kota Bandarlampung yang juga konsen terhadap persoalan demokrasi dan hukum itu.
Terkait dengan kepanitian tersebut kami menyakan menolak dan mengganggap SK panitia KONFERCAB tersebut tidak sah, karena tidak ditandatangani oleh sekretaris dan tidak didasarkan hasil rapat fair kepada semua jajaran pengurus, oleh karena itu Sekretaris PC dan saya selaku wakil sekretaris keluar (walk out) dari ruang rapat dan menyatakan penolakan atas kepanitian tsb, secara resmi surat penolakan akan disampaikan kepada Pimpinan Wilayah dan Pengurua Besar NU, agar kiranya SK kepanitian tersebut dapat dibatalkan, demi kemaslahatan warga Nahdliyin Kota Bandar Lampung. Ujar aktivis muda NU yang dan dan bersahaja itu.