Garnas BBI di Lampung Sebatas Seremonial?

RITME.ID – Pemerhati pembangunan Lampung, Nizwar Affandi menilai Perhelatan Gerakan Nasional (Gernas) Bangga Buatan Indonesia (BBI), yang digelar di Pulau Tegal Mas, Kabupaten Pesawaran, Kamis (23/6), hanya sebatas seremonial.

Gernas BBI sendiri merupakan program nasional, yang digagas oleh presiden Jokowi sebagai salah satu langkah strategis untuk pemulihan ekonomi pasca pandemic covid-19. Tentunya, pemilihan tempat dan lokasi perhelatan legawi seharusnya mudah di akses oleh masyarakat, dan di pusat UMKM. Sebab program ini sendiri sebagai langkah untuk membumikan budaya belanja produk UMKM dan semangat berwirausaha di tengah masyarakat.

Tenda yang seharusnya di isi oleh UMKM dalam perhelatan legawi nampak kosong.

“Kenapa di Pulau ya? Bagaimana akan memaksimalkan partisipasi masyarakat dan nilai transaksi yang didapat kalau untuk datang ke sana pun relatif membutuhkan upaya khusus?” tanya Pengamat Kebijakan Publik Nizwar Afandi, seperti yang dikutip dari kantor berita rmollampung.id, Kamis (23/6),

Dia juga menilai pilihan tempat perhelatan Gernas BBI saja sudah tidak pas atau relatif tidak memudahkan akses publik untuk datang dan berbelanja produk UMKM, jadi bagaimana bisa Lampung meningkatkan nilai transaksi yang didapatkan nanti?.

“Saya khawatir program nasional yang mulia tersebut di Lampung hanya seremonial. Jauh dari target utamanya yakni membumikan budaya belanja produk UMKM dan semangat berwirausaha di tengah masyarakat,” ujarnya.

Dia berharap semoga perhelatan ini walaupun belum bisa seperti nilai transaksi Gernas BBI di Jawa Barat dan Provinsi lainnya di Pulau Jawa, setidaknya nilai transaksi Gernas BBI Lampung bisa melebihi nilai transaksi di Jambi yang mencapai 12 miliar.

Namun berlaku sebaliknya, jika jumlah partisipan UMKM nya hanya puluhan tidak bisa ratusan apalagi ribuan dan nilai transaksinya jauh di bawah nilai transaksi penyelenggaraan program serupa di provinsi lain, terpaksa harus dikatakan Gubernur Arinal gagal mencapai target Gernas BBI.

Karena gubernur sendiri dinilai tidak mampu menggerakkan potensi UMKM yang ada dan menumbuhkan budaya cinta produk lokal di tengah masyarakatnya.

“Bagi saya ukuran keberhasilan program Gernas BBI itu sederhana saja yakni pertama adanya peningkatan partisipasi UMKM sebagai produsen, kedua peningkatan partisipasi masyarakat sebagai konsumen lalu ketiga nilai transaksi belanja. Tetapi kalau ketiga indikator itu dalam Lagawi Fest jeblok maka Gernas BBI di Lampung tidak bisa dikatakan berhasil,” tegas Nizwar Affandi

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Post ADS 1