Reses : Ust Mahfud Sidik Minta Meja Belajar TPA di Hadapan Watoni

PRINGSEWU – Mohon maaf Pak, perlu saya sampaikan. TPA Mamba’ul Huda di Pekon Bulurejo tidak ada. Selama ini, anak-anak mengaji lesehan’, demikian aspirasi dan keluhan yang disampaikan warga Bulurejo Pringsewu dihadapan Anggota DPRD Provinsi Lampung, saat masa reses tahap III, yang digelar di Pekon Bulurejo, Kecamatan Gadingrejo, Kabupaten Pringsewu. Senin (04/09/2023).

Dalam diskusi yang digelar, Ust Mahfud Sidik menyampaikan harapan sekaligus permintaan ya g diutarakan sejalan dengan apa yang telah diungkapkan dan dibahas dalam diskusi. Yaitu, pondasi pendidikan anak-anak menjadi penting, agar dapat memperkokoh persatuan dan kesatuan NKRI. Sehingga, kelak dewasa tidak mudah dimudah disusupi paham-paham diluar Pancasila.

“Tadi, Pak Watoni bilang. Bahwa ada pergeseran nilai-nilai Pancasila dilingkungan sekitar, khususnya anak muda dan pelajar. Nah, ini harus ada penguatan antar kita,” kata Ustad Mahfud.

Namun, kata Ustad Mahfud. Untuk menuju harapan itu sendiri, butuh faktor pendukung yang kuat, dalam hal ini pendidikan. Sementara, perlu disampaikan bahwa di Pekon Bulurejo berdiri TPA pada tahun 2012, dan sampai saat ini fasilitas masih minim. Diantaranya, meja mengaji yang tidak ada.

“Ngaji, masih lesehan, tidak ada meja belajar. Pernah ada yang menjanjikan, tapi hanya di janjikan. Hingga saat ini belum ada meja. Kebutuhannya kurang lebih sebanyak 30 unit,” ujarnya.

Tentu, keprihatinan yang dirasakan anak-anak dan guru ngaji sudah dirasakan sejak lama. Padahal, membina pondasi adalah agama di masing-masing anak menjadi hal wajib bagi tenaga pendidik (Guru Ngaji). Tapi, ketika sarana prasarana tidak mendukung, akan sulit harapan itu tercapai.

“Jujur, Pak Watoni. Sudah saya upayakan, dengan dana pribadi tapi tidak tercukupi. Kalau bisa terealisasi, untuk bisa wujudkan. Tapi, permintaan ini jangan dari dana pemerintah. Tapi, dana pribadi agar barokah,” kata Ustad Mahfud.

Menyambut aspirasi Pengelola TPA, Anggota Fraksi PDI Perjuangan DPRD Provinsi Lampung, Watoni Noerdin meminta kepada pengelola untuk menghitung biaya pengadaan secara rinci, kemudian langsung diserahkan kepada tim yang ada. Agar, permintaan yang disampaikan bisa segera direalisasikan.

“Terimakasih pak, atas masukan dan permintaannya. Kalau bapak, tidak ungkapkan. Kami, tidak akan tahu. Nanti, langsung dirumuskan berapa besaran dan nilainya, insya Allah kita upayakan bantu,” kata Watoni.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Post ADS 1